Pantai Grajagan
Grajagan merupakan pantai yang menarik untuk
dikunjungi. Pantainya luas diselimuti oleh pasir bersih. Di seberang
pantai, bukit yang gagah terhujam ke bumi dengan kuatnya. Pemandangan
kampung nelayan menambah pesona Grajagan. Wisatawan dapat membeli
beberapa jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan. Gua pertahanan jaman
jepang juga tersedia di tempat wisata ini. Grajagan kira-kira 53 km ke
arah selatan dari Banyuwangi.
Pantai Grajagan Sepanjang pantai selatan Banyuwangi memang
menjanjikan keindahan alamnya yang tiada tara terutama deretan
gunung-gunung, perkebunan, pantai, dan lautan yang terbentang luas dari
hamparan Samudera Hindia. Diantaranya pantai Grajagan, Plengkung dan
pantai lainnya yang ada di TN Alas Purwo. Grajagan sangat ideal sebagai
tempat transit atau sebagai pintu gerbang untuk menuju ke pantai
Plengkung. Disamping lokasinya tidak terlalu jauh untuk menuju ke TN
Alas Purwo, Grajagan juga sangat indah dan jauh dari kebisingan kota.
Dari Grajagan untuk menuju ke Plengkung dibutuhkan waktu sekitar dua jam
dengan menyusuri pantai menggunakan perahu sewa, perjalanan itu
ternyata hampir sama bila kita menggunakan mobil dengan melewati jalan
darat. Hal itu disebabkan jalan makadam menuju ke TN Alas Purwo,
kondisinya sangat buruk sekali.
Grajagan dapat menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin melancong
ke TN Alas Purwo dengan menggunakan perahu. Kawasan seluas 314 hektar
ini berada di hutan KPH Banyuwangi Selatan, tepatnya di petak 111 BKPH
Curahjati atau secara administratif pemerintahan terletak di desa
Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Wanawisata ini
dikelola oleh Kesatuan Bisnis Mandiri – Wisata, Benih dan Usaha lainnya
(KBM-WBU) Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Di Wanawisata Grajagan,
juga tersedia fasilitas berupa penginapan.
Pengunjung yang ingin bermalam untuk menikmati keheningan alam
dengan paduan deburan ombak yang menggebu tidak perlu khawatir, dilokasi
wisata ini terdapat 10 kamar dan 2 rumah berbentuk bungalow yang
menghadap kearah laut. Tarifnyapun sangat variartif dan terjangkau
antara 100 ribu – 150 ribu. Pelayanan di Wanawisata ini juga non stop
selama 24 jam. Tetapi wisatawan yang datang di tempat ini kebanyakan
hanya wisatawan lokal, jarang sekali turis bermalam disini, kata Supardi
penjaga wanawisata Grajagan yang sudah lebih 14 tahun bekerja ditempat
ini. Namun demikian tempat ini tetap layak untuk dijadikan sebagai
tempat transit bagi turis yang ingin ke TN Alas Purwo,
imbuhnya.Wanawisata Grajagan ini umumnya hanya rame dikunjungi pada hari
libur saja, selain bisa menikmati keindahan pantai dengan paduan hutan
ini, pengunjung dapat menyaksikan langsung aktifitas nelayan pada pagi
hari saat berangkat mencari ikan dan menurunkan ikan hasil tangkapannya.
Pemandangan lain yang bisa dinikmati disini melihat deburan ombak laut
lepas dari atas shelter dan tiga gua Jepang yang menghadap kearah laut
selatan, yang merupakan peninggalan tentara Jepang pada masa perang
dunia kedua.
Untuk menuju lokasi ini sangat mudah, jalannya sudah beraspal dan
dapat ditempuh menggunakan mobil pribadi atau kendaraan umum hingga ke
lokasi. Jika naik kendaraan umum dari arah Kota Banyuwangi
bisa naik bus jurusan Jember atau sebaliknya, dan turun di Benculuk,
dari Benculuk perjalanan dilanjutkan naik angkutan pedesaan sekitar 12
Km menuju. Grajagan. Perjalanan yang menarik dari Grajagan ke Alas Purwo
adalah menggunakan perahu sewa, utamanya menuju ke pantai Ngagelan yang
merupakan tempat penangkaran penyu belimbing, abu-abu dan hijau. Tiap
malam petugas disini selalu mencari telur penyu untuk ditetaskan,
wisatawan yang sudah sampai di Ngagelan ini bisa melepas langsung penyu
yang sudah siap dan waktunya dilepas ke laut lepas setiap saat.
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Pulau Tabuhan
Pulau Tabuhan terletak 20 km dar kota Banyuwangi,tepatnya berada di
desa Bangsring,Kecamatan Wongsorejo. Luas Pulau Tabuhan kira-kira 5
hektar. Pemandangan kebun lautnya sangat mengagumkan. Batu Karang adalah
rumah dari ribuan ikan kerang, bunga karang,udang karang, dan tumbuhan
laut. Pulau Tabuhan sangat cocok untuk scuba diving , karena airnya yang
sanagt jernih.
Pulau Tabuhan terletak persis di tengah Selat Bali yang memisahkan
Pulau Jawa dan Pulau Bali. Pulau Tabuhan masuk desa Bangsring kecamatan
Wongsorejo kabupaten Banyuwangi. Satu-satunya sarana transportasi yang
menuju Pulau Tabuhan adalah perahu nelayan yang bisa ditempuh dalam
waktu 40 menit dari pantai Kampe desa Bangsring kecamatan Wongsorejo.
Perjalanan menuju Pulau Tabuhan sangatlah menantang karena ombak besar
siap menghadang para wisatawan yang ingin memacu adrenalin.
Pemandangan yang luar biasa yang dapat
dinikmati oleh para wisatawan di Pulau Tabuhan adalah hamparan pasir
putih yang mengelilingi Pulau Tabuhan, hamparan luas batu karang dan
coral reef yang sangat menyejukkan mata para wisatawan yang datang di
Pulau Tabuban, mercusuar yang menjulang tinggi yang berada di sisi
timur, burung camar yang terbang melayang diderunya air laut. Para
wisatawan di Pulau Tabuhan juga dapat menikmati beraneka biota laut,
bintang laut, ganggang laut, gurita dan ikan-ikan kecil yang berlompatan
yang seolah-olah sedang menyambut kedatangan para wisatawan di Pulau
Tabuhan.
Para wisatawan di Pulau Tabuhan juga dapat menikmati kekayaan flora
dan fauna. Dengan luas sekitar 5 hektare, Pulau Tabuhan menjadi tempat
favorit bagi berbagai jenis binatang, termasuk satwa yang dilindungi.
Salah satu satwa yang menjadi pelanggan tetap di Pulau Tabuhan adalah
burung maleo yang berasal dari Pulau Sulawesi dengan ciri-ciri berwarna
hitam, ukuran badannya sekitar 55 cm, kulit sekitar mata berwarna
kuning, dan kaki berwarna abu-abu. Kedatangan burung maleo ini merupakan
rutinitas bagi burung untuk melakukan migrasi. Burung maleo biasa
bersarang di daerah pasir yang terbuka dan hangat. Tujuannya, untuk
menetaskan telur, yang akan menjadi cikal-bakal bayi burung. Makanan
burung maleo antara lain ,biji-bijian, semut, dan berbagai jenis hewan
kecil. Inilah alasan mengapa Pulau Tabuhan menjadi tempat favorit burung
maleo.
Selain burung maleo, Pulau Tabuhan juga menjadi arena singgah bagi
burung enggang gading. Hewan yang masuk daftar satwa dilindungi ini
memiliki ciri bagian perut, kaki, dan ekor, berwarna putih. Panjang
burung enggang gading sekitar 60 cm. Tetapi ditambah panjang bulu, bisa
mencapai 160 cm. Burung enggang gading sudah terbiasa hilir mudik di
Pulau Tabuhan, kata para nelayan yang sering singgah di Pulau Tabuhan.
Burung lain yang kadang-kadang mampir berada di Pulau Tabuhan adalah
burung jalak, burung yang menjadi maskot Pulau Bali.
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Pantai Sukamade
Jarak Pantai Sukomade kira-kira 97 km ke arah barat daya dari kota
Banyuwangi. Pantai Sukomade merupakan pantai yang tenang dan indah. Pada
mulanya pantai ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1927. Karet, kopi
dan coklat ditanam di tanah perkebunan seluas 1200 hektar. Sukomade
meropakan hutan lindung alam di Jawa Timur yang berhubungan dengan
penangkaran penyu. Perjalanan malam hari ke pantai Sukomade menjadi tak
terlupakan.
Para pengunjung dibimbing oleh para pemandu penjaga hutan yang
berpengalaman untuk melihat penyu yang mendarat ke pantai dan bertelur
di pantai pasir. Penyu betina biasanya bertelur hingga ratusan yang
diletakkan di dalam pasir di pantai. Penyu betina biasanya mulai
mendarat di pantai jam 07.30 malam dan kembali ke laut pada jam 12.00
malam hari.Bulan Nopember hungga Maret adalah musim penyu bertelur.
Jalan ke sukamade sangat menantang untuk dijelajahi. Sepanjang jalan
untuk mengunjungi tempat ini, para pengunjung bisa berhenti di pantai
Rajegwesi. Jangan juga sampai melewatkan Teluk Hijau, sebuah teluk hijau
dengan karang terjal yang indah mengitari. Berpesiar di pagi buta untuk
melihat binatang-binatang yang merumput di padang rumput juga
mengesankan. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang masih alami
yang harus anda tahu di ujung timur pulau jawa.
Pantai Sukamade merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di
zona pemanfaatan intensif TNMB yang sangat potensial untuk kegiatan
ekowisata. Atraksi yang dapat dilakukan adalah pengamatan penyu
bertelur, pelepasan tukik, bird watching, camping, pengamatan rafflesia,
dan berkano.
Pantai Sukamade merupakan habitat tempat penyu bertelur. Di tempat ini
wisatawan dapat menyaksikan secara langsung aktifitas penyu naik ke
pantai, bertelur maupun hanya sekedar memeti. Di tempat ini juga
terdapat penetasan semi alami untuk menetaskan telur-telur penyu yang
telah dikumpulkan oleh petugas. Wisatawan dapat turut aktif dalam usaha
konservasi penyu dengan mengikuti kegiatan pelepasan tukik ke laut
setelah ditetaskan pada penetasan semi alami.
Fasilitas yang terdapat di lokasi ini antara lain: Pondok Wisata, Camping Ground yang dilengkapi dengan pendopo untuk ruang pertemuan, Shelter, jalan trail wisata, information centre, laboratorium dan pondok kerja.
Obyek wisata lain yang ada di Pantai sukamade adalah Hutan mangrove yang terletak di muara timur Pantai Sukamade. Sungainya dapat dipakai berkano pada sore hari sambil melakukan pengamatan burung (Bird Waching) seperti Roko-Roko, Elang laut, Dara Laut dan masih banyak lagi burung burung yang dapat diamati, hal ini biasanya dilakukan sambil menunggu Sunset.
Untuk menuju ke sana, anda dapat menggunakan kendaraan umum atau
pribadi. namun perlu diingat medan yang berbukit-bukit dituntut untuk
menyesuaikan jenis kendaraan anda. Dari Kota Banyuwangi menuju ke kota
Pesanggaran (60 km) kemudian dilanjutkan ke Sarongan (20 km) dengan
angkutan umum atau truk. Sarongan-Rajegwesi-Sukomade (17 km). Tersedia
Cottage dan Camping Ground untuk menginap bagi para wisatawan.Fasilitas yang terdapat di lokasi ini antara lain: Pondok Wisata, Camping Ground yang dilengkapi dengan pendopo untuk ruang pertemuan, Shelter, jalan trail wisata, information centre, laboratorium dan pondok kerja.
Obyek wisata lain yang ada di Pantai sukamade adalah Hutan mangrove yang terletak di muara timur Pantai Sukamade. Sungainya dapat dipakai berkano pada sore hari sambil melakukan pengamatan burung (Bird Waching) seperti Roko-Roko, Elang laut, Dara Laut dan masih banyak lagi burung burung yang dapat diamati, hal ini biasanya dilakukan sambil menunggu Sunset.
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Baluran
Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan
ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe
vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan
pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang
tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman
Nasional Baluran.
Tumbuhan yang ada di taman nasional ini sebanyak 444 jenis,
diantaranya terdapat tumbuhan asli yang khas dan menarik yaitu widoro
bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba (Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea).
Widoro bukol, mimba, dan pilang merupakan tumbuhan yang mampu
beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering (masih kelihatan hijau),
walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan mengering.
Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).
Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).
Terdapat 26 jenis mamalia diantaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus).
Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran.
Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung diantaranya termasuk yang langka seperti layang-layang api (Hirundo rustica), tuwuk/tuwur asia (Eudynamys scolopacea), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan merah (Gallus gallus), kangkareng (Anthracoceros convecus), rangkong (Buceros rhinoceros), dan bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus).
|
|
Pada Hm. 80 Batangan – Bekol , terdapat sumur tua yang menjadi legenda
masyarakat sekitar. Legenda tersebut menceritakan bahwa kota Banyuwangi,
Bali dan Baluran sama-sama menggali sumur. Apabila, sumur di
masing-masing kota tersebut lebih dahulu mengeluarkan air dan
mengibarkan bendera, berarti kota tersebut akan merupakan sentral
keramaian/ kebudayaan.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Cara pencapaian lokasi: Banyuwangi-Batangan dengan jarak 35 km, yang
dilanjutkan ke Bekol dengan waktu 45 menit (12 km) atau
Situbondo-Batangan dengan jarak 60 km menggunakan mobil.Batangan. Melihat peninggalan sejarah/situs berupa goa Jepang, makam putra Maulana Malik Ibrahim, atraksi tarian burung merak pada musim kawin antara bulan Oktober/November dan berkemah. Fasilitas: pusat informasi dan bumi perkemahan. Bekol dan Semiang. Pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar, burung. Fasilitas yang ada: wisma peneliti, wisma tamu, menara pandang. Bama, Balanan, Bilik. Wisata bahari, memancing, menyelam/snorkeling, dan perkelahian antara rusa jantan pada bulan Juli/Agustus; dan sekawanan kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut. Manting, Air Kacip. Sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, habitat macan tutul. Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Bersampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, pengamatan burung migran. Curah Tangis. Kegiatan panjat tebing setinggi 10-30 meter, dengan kemiringan sampai 85%. Candi Bang, Labuan Merak, Kramat. Wisata budaya. Musim kunjungan terbaik: bulan Maret s/d Agustus setiap tahunnya. |
Kantor : Jl. KH Agus Salim No. 132 Banyuwangi 68425, Jawa Timur Telp. (0333) 424119; Fax. (0333) 412680 E-mail: tnbaluran@telkomnet dan office@balurannationalpark.com |
|
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Pancur
Pantai Pancur
Pancur
adalah sebuah tempat dimana air tawar kecil alami mengucur dekat
pantai. Pancur merupakan tempat yang teduh dan sangat cocok untuk
bersantai. di sana juga ada tempat untuk berkemah. Para pengunjung bisa
mendirikan tenda perkemahan disana. Para pengunjung dapat menginap
sambil menikmati suara deburan ombak dan suara binatang lisr dari hutan.
Pancur terletak 3 km dari Trianggulasi.
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa.
Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia cattapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.
Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari s/d September.
Pada periode bulan Oktober-Desember di Segoro
Anakan dapat dilihat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia
diantaranya cekakak suci (Halcyon chloris/ Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).
Plengkung yang berada di sebelah Selatan Taman
Nasional Alas Purwo telah dikenal oleh para perselancar tingkat dunia
dengan sebutan G-Land. Sebutan G-land dapat diartikan, karena letak
olahraga selancar air tersebut berada di Teluk Grajagan yang menyerupai
huruf G. Ataupun letak Plengkung berada tidak jauh dari hamparan hutan
hujan tropis yang terlihat selalu hijau (green-land). Plengkung termasuk
empat lokasi terbaik di dunia untuk kegiatan berselancar dan dapat
disejajarkan dengan lokasi surfing di Hawai, Australia, dan Afrika
Selatan.
Menyelusuri pantai pasir putih dari Trianggulasi ke
Plengkung akan menemukan daerah pasir gotri. Pasir tersebut bewarna
kuning, berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 2,5 mm.
|
|
Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya
“Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo
merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar
dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman
nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.
Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila banyak orang-orang yang
melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius di Goa Padepokan
dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo)
terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat
upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap
jangka waktu 210 hari.
Taman nasional ini memiliki ragam obyek dan daya
tarik wisata alam dan wisata budaya (sea, sand, sun, forest, wild
animal, sport and culture) yang letaknya tidak begitu jauh satu sama
lain.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Sadengan. Terletak 12 km (30 menit) dari pintu masuk Pasaranyar, merupakan padang pengembalaan satwa seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung. Trianggulasi. Terletak 13 km dari pintu masuk Pasaranyar berupa pantai pasir putih dengan formasi hutan pantai untuk kegiatan wisata bahari dan berkemah. Pantai Ngagelan. Terletak 7 km dari Trianggulasi untuk melihat beberapa jenis penyu mendarat untuk bertelur di pantai dan aktivitas penangkaran penyu. Plengkung. Melihat perselancar profesional tingkat dunia yang sedang melakukan atraksi dan wisata penelusuran hutan. Bedul Segoro Anak. Bersampan, berenang, ski air di danau dan pengamatan burung migran dari Australia. Goa. Terdapat 40 buah tempat yang dapat disebut sebagai goa alam dan buatan antara lain Goa Jepang untuk melihat peninggalan dua buah meriam sepanjang 6 meter, Goa Istana, Goa Padepokan dan goa lainnya untuk wisata budaya dan wisata goa. Cara pencapaian lokasi : Banyuwangi-Pasaranyar 65 km, dan Pasaranyar-Trianggulasi 12 km menggunakan mobil. Trianggulasi-Plengkung, menyelusuri pantai sepanjang 10 km. Lokasi lainnya seperti Danau Segara Anak, Sadengan, Rowobendo dapat ditempuh berjalan kaki dari Trianggulasi. Kantor: Jl. Achmad Yani 108 Banyuwangi 68416, Jawa Timur Telp. : (0333) 410857; Fax. : (0333) 428675 E-mail: alaspurwo@telkom.net |
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Mangrove Blok Bedul
Kawasan wisata Blok bedul termasuk dalam kawasan Taman Nasional
Alas Purwo, terletak di desa Sumber Asri Kecamatan Purwoharjo. Kawasan
Blok bedul terdiri dari daratan ujung lemarengan dan segoro anakan
kurang lebih 500 m, sedang panjangnya sekitar 16 kilometer. disepanjang
tepian segoro anakan terdapat tumbuhan mangrove yang masih alami dengan
ketebalan dari bibir pantai rata-rata 300 m.
Dalam kawasan Blok bedul terdapat 27 jenis tumbuhan mngrove,
beberapa jenis burung yang diantaranya adalah : merak, raja udang, elang
laut, burung migran dari australia dan bangau. selain itu terdapat pula
beberapa satwa yang dapat ditemui disana yaitu kera, biawak, kijang,
babi hutan dan penyu.
Di wisata blok bedul ini, pengunjung dapat naik
perahu menyusuri segoro anakan dengan naik perahu, yang oleh penduduk
setempat dinamai gondang gandung. sambil menikmati pemandangan serta
suasana hutan mangrove yang masih alami dengan aneka satwanya, dapat
pula pengunjung melihat aktifitas penduduk setempat mencari kerang serta
menjaring ikan.
1. Dari Banyuwangi kota menuju selatan ke arah kota benculuk 30 Km.
2. Dari Benculuk menuju kearah Desa Karetan kecamatan Purwoharjo kurang lebih 10 km.
3. Dari Desa Karetan ke arah desa Jatirejo lalu ke desa Curahjati dan desa Sumberasri.
silahkan mampir ke kantor desa sumber asri untuk cari informasi ke tempay tujuan.2. Dari Benculuk menuju kearah Desa Karetan kecamatan Purwoharjo kurang lebih 10 km.
3. Dari Desa Karetan ke arah desa Jatirejo lalu ke desa Curahjati dan desa Sumberasri.
silahkan berkunjung dan selamat menikmati.
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Watu Dodol
Obyek wisata ini berada di wilayah administrasi Kecamatan Kalipuro
Kabupaten Banyuwangi, letaknya yang berada di perlintasan jalur yang
menghubungkan Banyuwangi dan Situbondo membuat obyek wisata ini sangat
mudah diakses baik dari arah Situbondo maupun dari arah Banyuwangi kota.
Dari arah Banyuwangi kota ke obyek wisata ini dapat ditempuh dengan
jarak 14 kilometer ke arah utara. Atau sekitar kurang lebih 5 kilometer
dari pelabuhan ketapang. Pada hari hari libur watu dodol selalu dipadati
pengunjung. Karena letaknya berada di tepi jalan poros Banyuwangi –
Situbondo, watu dodol biasa dijadikan tempat peristirahatan sejenak
setelah menempuh perjalanan jauh.
Selain menikmati indahnya panorama laut, pengunjung dapat pula
mendaki bukit yang letaknya hanya bersebrangan jalan, di bukit ini telah
disediakan track untuk dilewati oleh pengunjung. Sesampai di atas
bukit, pengunjung dapat melihat panorama selat Bali yang lebih luas dan
indah.
Untuk masalah makanan dan minuman, di pantai wisata ini telah
tersedia warung-warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman.
Selain itu juga terdapat kios-kios souvenir yang menyediakan
barang-barang kerajinan berbahan baku dari kerang kerangan dan batu
batuan laut
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Plengkung
Plengkung atau yang dikenal oleh wisatawan mancanegara dengan nama
G-Land merupakan surga bagi para peselancar profesional dari dalam
negeri ataupun mancanegara. Huruf G berasal dari kata Grajagan, nama
dari sebuah teluk yang memiliki ombak yang besar. G-Land dikelilingi
oleh hutan hujan tropis yang masih alami. Bulan Mei sampai Oktober
adalah bulan terbaik untuk surfing. G-Land menawarkan olahraga surfing
yang paling digemari oleh para pesurfer dan disarankan hanya untuk para
pesurfer profesional karena ombaknya yang dapat mencapai 5 meter.
Kebanyakan dari para peselancar berangkat dari Bali, melalui
Banyuwangi langsung ke G-Land atau ke Grajagan, kemudian menyewa boat ke
pantai Plengkung. Untuk menginap tersedia Cottage dan Jungle camp dekat
pantai bagi para pengunjung.
Bagaimana Mencapai Pantai Plengkung atau G-Land?
Pantai Plengkung terletak di pantai selatan Banyuwangi, ujung timur
Jawa Timur. Para pengunjung dapat mencapai Pantai ini dengan dua jalur;
darat maupun darat dan laut.
Lewat Darat : Banyuwangi-Kalipahit (59 Km) naik Bus,
Kalipahit-Pasaranyar (3 Km) dengan ojek atau menyewa mobil, Pasaranyar
Trianggulasi-Pancur (15 Km), Pancur-Plengkung (9 Km) dengan Mobil
Khusus.
Lewat Darat-Laut : Banyuwangi-Benculuk (35 Km) naik Bus atau
kendaraan umum lainnya, Benculuk-Grajagan (18 Km) dan Grajagan Plengkung
dengan Speet Boat.
Kedua jalur menuju Plengkung tersebut semuanya tidak ada masalah.
Jika pengunjung memilih melalui Grajagan penginapan di pantai Grajagan
tersedia, dan para pengunjung bisa menikmati keindahan pantai Grajagan
sebelum berangkat ke pantai Plengkung.
Diposkan oleh Wisata Banyuwangi
Kawah Ijen
Kawah ijen yang berada di ketinggian 2.386m dpl, merupakan kawah
danau terbesar dipulau jawa, kawah berbentuk ellips dengan ukuran kurang
lebih 960 x 600 m dengan ketinggian permukaan air danau kurang lebih
2140 m dpl dengan kedalaman danau kurang lebih 200 m serta merupakan
danau terasam didunia dengan ph 0,5. Kawah belerang berada dalam
sulfatara yang dalam. Kedalamannya 200 m dan mengandung kira-kira 36
juta meter kubik air asam beruap, diselimuti kabut berbau belerang yang
berputar-putar diatasnya. Didalam kawah, berbagai warna dan ukuran batu
belerang dapat ditemukan. Sungguh, kawah ijen merupakan taman batu
belerang yang indah.
Pemandangan menjadi sangat unik ketika dari celah celah tebing curam
terlihat begitu banyak para penambang belerang yang naik turun di
sela-sela lereng kawah. Sekitar kurang lebih 100 orang membawa bebatuan
kekuning-kuningan yang diatas pundaknya terlentang sebatang bambu dengan
sejenis keranjang bambu yang dipenuhi puluhan kilogram belerang
didalamnya yang tergantung disisi kanan kirinya. Beban yang dipikul
memiliki berat yang beragam mulai 80 kg sampai dengan 120 Kg. tiap orang
mondar-mandir, menggali belerang, naik turun, menuruni lereng beberapa
kilometer sebelum beban dijual dipelelangan, dalam sehari dapat
terkumpul belerang berkisar 6 sampai 7 ton. Itulah pemandangan alami
kawah ijen kesehariannya.
Seperti halnya pemandangan di puncak gunung – gunung lainnya,
pengunjung dapat melihat pemandangan yang menghampar luas kearah selat
bali, serta pemandangan gunung lain yang ada di sekitar gunung ijen.
Gunung ijen memiliki tetangga lain yaitu Gunung Merapi, Gunung
Widodaren, Gunung Ranti dan Gunung Papak. Yang dapat dilihat dari pos
paltuding.
ketika mendaki pengunjung akan melewati Pondok Bunder yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda, berbentuk setengah lingkaran sehingga lebih dikenal dengan pondok bunder ( bentuknya lingkaran ) fungsi utamanya untuk mengukur curah hujan. Lingkungannya sejuk dengan pemandangan Kaldera Pegunungan ijen raksasa ( G. Raung, G. Rantai, G. Suket, dan G. Papak ), disini juga merupakan bird waching area.
Bunga edelweis juga dapat ditemui di sepanjang bulan juli sampai september, dibulan-bulan ini bunga abadi ini mulai tumbuh dan bersemi..
Bagaimana Akomnodasi yang disediakan?
Bagi pengunjung yang tidak membawa perbekalan, tidak perlu kuatir, sebab di Paltuding yaitu pos terakhir sebelum pengunjung melakukan pendakian ke puncak telah tersedia beberapa warung makanan dan juga penginapan serta terdapat pula camping ground. Disepanjang pendakian ke puncak juga terdapat warung sederhana yang menjual makanan.
Bagaimana menuju ke kawah ijen?
Jalan akses dari Banyuwangi ke gunung ijen relatif sudah sangat baik untuk dilewati berbagai jenis kendaraan. Bahkan kendaraan roda 2 dapat dengan mudah melewatinya. Hal itu karena jalan disepanjang pintu masuk yang berada di desa jambu ke kawasan wisata gunung ijen sampai dengan pos terakhir di Paltuding sudah beraspal.
Untuk mencapai Gunung Ijen dari Banyuwangi, bisa naik angkot trayek Banyuwangi – Licin – Jambu yang berjarak kurang lebih 45 km. Dari Jambu perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding, dengan ojek atau sewa mobil. Paltuding merupakan Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen, yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam).
Dari Paltuding berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 3 km. Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajat. Selain menanjak struktur tanahnya juga berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang. Setelah beritirahat di Pos Bunder ( pos yang unik karena memiliki bentuk lingkaran) jalur selanjutnya relatif agak landai. Selain itu wisatawan/pendaki di suguhi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah. Untuk turun menuju ke kawah harus melintasi medan berbatu-batu yang lumayan terjal sejauh 250 meter.
ketika mendaki pengunjung akan melewati Pondok Bunder yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda, berbentuk setengah lingkaran sehingga lebih dikenal dengan pondok bunder ( bentuknya lingkaran ) fungsi utamanya untuk mengukur curah hujan. Lingkungannya sejuk dengan pemandangan Kaldera Pegunungan ijen raksasa ( G. Raung, G. Rantai, G. Suket, dan G. Papak ), disini juga merupakan bird waching area.
Bunga edelweis juga dapat ditemui di sepanjang bulan juli sampai september, dibulan-bulan ini bunga abadi ini mulai tumbuh dan bersemi..
Bagaimana Akomnodasi yang disediakan?
Bagi pengunjung yang tidak membawa perbekalan, tidak perlu kuatir, sebab di Paltuding yaitu pos terakhir sebelum pengunjung melakukan pendakian ke puncak telah tersedia beberapa warung makanan dan juga penginapan serta terdapat pula camping ground. Disepanjang pendakian ke puncak juga terdapat warung sederhana yang menjual makanan.
Bagaimana menuju ke kawah ijen?
Jalan akses dari Banyuwangi ke gunung ijen relatif sudah sangat baik untuk dilewati berbagai jenis kendaraan. Bahkan kendaraan roda 2 dapat dengan mudah melewatinya. Hal itu karena jalan disepanjang pintu masuk yang berada di desa jambu ke kawasan wisata gunung ijen sampai dengan pos terakhir di Paltuding sudah beraspal.
Untuk mencapai Gunung Ijen dari Banyuwangi, bisa naik angkot trayek Banyuwangi – Licin – Jambu yang berjarak kurang lebih 45 km. Dari Jambu perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding, dengan ojek atau sewa mobil. Paltuding merupakan Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen, yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam).
Dari Paltuding berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 3 km. Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajat. Selain menanjak struktur tanahnya juga berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang. Setelah beritirahat di Pos Bunder ( pos yang unik karena memiliki bentuk lingkaran) jalur selanjutnya relatif agak landai. Selain itu wisatawan/pendaki di suguhi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah. Untuk turun menuju ke kawah harus melintasi medan berbatu-batu yang lumayan terjal sejauh 250 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar